RESENSIBUKU di 04.14 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bahasa yang digunakan Habib biasa - biasa saja. Tidak seperti novel - novel lainnya yang menggunakan kata puitis dan sulir dipahami. Namun, penggunaan alat dan bahan yang disebutkan dalam buku ini masih jarang kita temui di wilayah tertentu.
Resensi Buku sering disebut sebagai tinjauan buku, yang kemudian disebut juga dengan review buku book review. Maka untuk mudahnya kita sebut saja Review. Berikut ini adalah definisi dan cara membuat resensi buku. Resensi berasal dari bahasa asing latin resencere. Namun saat ini orang lebih suka menyebutnya review yang berarti tinjuan, melihat kembali, menimbang, atau menilai. Resensi buku pada umumnya berbentuk artikel yang khusus membahas isi sebuah buku. Berikut ini adalah teknik membuat resensi buku yang dapat memancing pembaca menghabiskan hingga kalimat terakhir. Resensi Buku Sexy But Not Naked Pada prinsipnya, resensi adalah menampilkan daya tarik sebagian isi, tetapi tidak semuanya. Review adalah memancing orang terjun ke kolam, bukan menerangkan seluruh detail kolam hingga orang tak penasaran lagi. Berikut ini adalah definisi dan cara membuat resensi buku. Membuat resensi buku harus memperhatikah hal-hal sebagai berikut. Unsur Resensi Buku a. Identitas Buku Identitas buku merupakan data umum buku yang direview. Meliputi judul buku, nama pengarang, genre, tahun terbit dan tahun cetaknya, ketebalan buku, nomor edisi buku, penerbit, ukuran buku, dan bila perlu harganya. b. Intisari Buku Maksud intisari di sini adalah sinopsis. Tidak perlu terikat kronologi cerita atau pembagian bab dalam buku karena sinopsis dapat ditulis dengan bebas. Sangatlah penting merangkai sebuah sinopsis yang memancing rasa ketertarikan pembaca, tanpa mengungkap fragmen kuncinya spoiler. c. Tentang Pengarang Bagian ini biasanya ditulis secara ringkas, hanya untuk mengungkap reputasi atau sisi menonjol dari penulis. Di dalamnya bisa memuat hal apa saja, misalnya latar belakang penulis, keahlian, dan karya-karyanya. Biografi pengarang merupakan unsur yang esensial karena track record akan terkait erat dengan daya tariknya di mata pembaca. d. Opini Reviewer Kelebihan dan Kekurangan Buku Unsur vital yang harus ada selanjutnya adalah pandangan terhadap sebuah buku serta isi didalamnya. Umumnya berisi penilaian kelebihan dan kekurangan buku. Bagian inilah yang berisi pendapat terhadap buku yang diulas. Bagian ini pula yang dilihat kembali secara seksama oleh pembaca untuk memastikan apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak, apakah sesuai dengan yang dicari atau tidak. Segi Tiga Resensi Buku Resensi buku biasanya meninjau tiga aspek pokok, yaitu potongan cerita atau inti buku, lalu informasi lain di luar teks buku, dan opini reviewer. Berdasarkan definisi dan cara membuat resensi buku, perhatikan hal-hal berikut. Aspek dalam buku meliputi identitas buku, kutipan, plot, karakter, gaya bahasa & penulisan, mudah/ tidaknya dicerna oleh pembaca, dll. Sedangkan Aspek luar buku adalah data lain di luar buku tentang penulis, teori umum, latar belakang situasi, perbandingan dgn karya lainnya atau karya orang lain yang sejenis, dll Yang ketiga adalah opini reviewer atau peresensi. Biasanya tentang kelebihan/manfaat buku, kekurangan buku, tentang penulis, menjawab pertanyaan yang common muncul, dll Poin Penting Dalam Resensi 1. Apakah subyektifitas boleh masuk dalam review? boleh tetapi dalam batas ilmiah tertentu, tidak membabi buta. Subyektifitas yang terlalu mendalam akan menyebabkan tidak kritis. 2. Resensi tidak ada kaitannya dengan fakta Anda menyukai buku itu atau tidak. Sebuah review dapat membuat orang lain tertarik pada opini anda, tanpa terkooptasi minat anda secara pribadi pada buku tersebut 3. Review akan sangat tergantung pada kemampuan anda menampilkan bagian mana yang dibuka, sehingga reviewer akan jujur pada satu hal itu saja 4. Review tidak dibuat untuk menjatuhkan sebuah karya sastra. Untuk membedakan mana buku biasa dan mana buku bagus, harus ada kode tertentu, seperti dalam istilah kuliner “Lezat” atau “Lezat sekali“ 5. Review tidak untuk menyeragamkan selera pembaca menjadi seperti reviewer, tetapi membantu menemukan buku yang cocok untuk mereka sendiri. Memulai Resensi Buku 1. Menentukan Keyword Hal pertama yang perlu dilakukan dalam membuat resensi buku adalah menentukan keyword atau kata kunci apa yang akan menjadi topik pembahasan artikel. Isi dari konten artikel bergantung sepenuhnya pada keyword, karena itulah yang menjadi topik yang akan dibahas. Penentuan keyword ini juga memiliki kaitan erat dengan SEO. 2. Riset Data Manfaatkan mesin pencari untuk menumbuhkan ide-ide terkait keyword yang anda bahas. 3. Menyusun variabel-variabel yang dibahas Penyusunan variabel ini terkait urutan ide-ide yang akan ditulis. Ide-ide yang dimaksud adalah paket informasi yang diwakili oleh keyword tadi. Keyword tadi mendrive variabel mana yang harus dibahas dan mana yang tidak. 5. Buat Judul yang Menarik Usahakan judul yang anda bikin menarik, tidak harus sensasional, memiliki rima, dan dapat memenangi SEO. Judul merupakan bagian pemikat sebagai daya tarik pada pandangan pertama bagi membaca. Bagian ini bertugas mencuri hati pembaca calon pembeli buku, maka jangan sia-siakan dengan kata-kata klise atau teoritis yang tidak eyecatching. 6. Buat Kerangka Book Review Semua tulisan membutuhkan alur, termasuk tulisan non-fiksi. Untuk mewujudkan alur yang lancar, runut, dan harmonis, maka dibutuhkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan sangat membantu anda tetap on the track dan terhindar dari campur aduk pembahasan. Ini juga berfungsi sebagai framework bagi penulis sehingga tetap berada di jalurnya. Dengan begitu, pembaca dapat merasakan bahwa tulisan memiliki pembahasan yang utuh, mengalir, dan runut. Pembahasan yang keluar jalur sangat rawan terjadi, bahkan bagi penulis yang sudah memiliki jam terbang. Apa yang akan ditulis dalam book review terkait dengan segitiga sebagaimana yang disebut di atas. Kerangka apa yang akan dibahas, sepenuhnya terserah penulis resensi atau review. 7. Intisari/Sinopsis Pada bagian ini yang dibahas adalah sinopsis. Saat menulisnya, tidak perlu memperhatikan kronologi cerita. Kamu bisa menulis sinopsis secara bebas. Perlu banget dengan merangkai sebuah sinopsis yang memancing rasa ketertarikan pembaca tanpa perlu menulis secara lengkap isi dari buku sehingga dengan tulisanmu membuat pembaca terbius dan membaca buku aslinya. 8. Pembukaan Resensi itu bentuknya naskah kata. Maka lebih enak dengan langsung pada inti persoalan. Kalimat pertama cukup menentukan apakah pembaca akan berlanjut ke kalimat kedua, paragraf kedua, atau mundur. Secara umum, jangan memulai pembukaan dengan asumsi umum atau teori. Langsung saja pada kunci persoalan atau langsung menampilkan introduksi yang menggugah rasa ingin tahu. 9. Spoiler/ Plot Twist Spoiler adalah fragmen kunci yang menjadi bagian menentukan dalam sebuah cerita atau tulisan. Spoiler ini sebaiknya disinggung tetapi tidak dibahas. Inilah kode etik review jangan pernah menggambarkan secara konkret plot atau fragmen kunci dari sebuah buku/cerita. Beberapa reviewer berani menyinggungnya sedikit tetapi tidak memberikan bagian kunci untuk diketahui pembaca. 10 Panjang Tulisan Fakta Di era internet ini, pembaca memiliki pilihan bacaan tak terbatas yang dapat dinikmatinya sepanjang hari. Menyajikan resensi yang panjang tentu saja tidak akan bijaksana, atau jangan-jangan malah tidak dibaca. 1000 kata sudah cukup panjang, jangan lebih dari itu. 11. Review Fiksi Mereview Fiksi membutuhkan energi sedikit lebih besar karena harus mengikuti alur ceritanya secara komplit. Yang sedikit berbeda dengan resensi non fiksi adalah mengenai gaya bahasa yang digunakan, harus customize dengan buku yang diresensi. Bahasa buku yang bergenre fiksi, jika itu berupa novel maka bahasanya harus menggunakan sastra. Tetapi jika buku itu diperuntukkan anak-anak, tidak perlu dengan sastra, yang penting anak itu paham dengan bahasanya. Masalah Umum Yang Dihadapi Peresensi Sering kali pembuat resensi terlalu asyik menulis, sehingga lupa dari hal-hal yang disebutkan dalam definisi dan cara membuat resensi buku. Berikut ini hal-hal yang sering terjadi. 1. Terlalu Memuji Idealnya review terhadap suatu obyek datang dari orang yang sudah memiliki banyak pengalaman dengan obyek yang diresensi itu. Dengan demikian bobot resensi sepadan dengan pembuatnya. Bila anda memuji-muji dengan kasar, itu menunjukkan rendahnya kelas resensi itu, karena hanya silau dengan yang anda resensi sehingga tak muncul daya kritis sama sekali. 2. Tidak Jelas Titik Yang Dipuji/Kritik Sebagian reviewer, ketika memberi pujian/kritikan ditunjukkan halaman bukunya. Ini tidak harus, tetapi dalam memberikan opini harus jelas merujuk pada titik tertentu, bukan asumsi bebas. 3. Referensial Membandingkan dengan karya lain dari penulis yang sama, atau karya penulis lain dalam satu genre sangatlah referensial. Ini menunjukkan reviewer memiliki pengetahuan dan wawasan yang bagus mengenai yang direview. 4. Penjelasan isi yang terlalu panjang Cuplikan isi buku hanya untuk menampilkan sebagian kecil yang membuat penasaran saja. Dengan cuplikan itu pembaca jadi memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui apakah buku itu cocok dengannya atau tidak. Anggap saja cuplikan itu sebagai teaser. 7. Argumen/Logika yang Lemah Setiap judgement harus persiasif, tidak asal menghakimi. Pembaca akan menganalisa apakah penghakiman kita itu relevan dan reasonable atau tidak, maka logika-logika yang dibangun haruslah mapan. 8. Kesan Narsis Penulis terkenal acapkali menggunakan kata ganti orang pertama aku/saya. Gaya ini juga sering dipakai oleh penulis blog. Dalam resensi, terutama untuk penulis pemula yang belum dikenal sebaiknya jangan dulu, karena akan menimbulkan kesan narsis yang berlebihan. Ingat, misi resensi ini adalah melayani pembaca. 9. Paragraf tidak rapi Paragraf itu adalah kelompok ide, bukan hanya kumpulan baris kalimat yang seenaknya dipisahkan dengan spasi. Bila anda tidak disiplin dengan barisan ide-ide, bisa jadi susunan paragraf anda terlihat rapi, tetapi sebenarnya berantakan. 10. Mengkritik Atau Tidak? Setiap karya tulis, pada dasarnya memiliki kelemahan. Maka pujian yang tidak diimbangi dengan kritikan logis tidak masuk akal. Ketika selera reviewer diperhitungkan dalam review, harusnya ada daya kritis yang muncul. Namun untuk review ednorsement, kritik tidaklah relevan. Maka bungkuslah rangkaian tulisan anda dengan kalimat-kalimat intelek yang setidaknya tidak terlalu penuh puja-puji. Namun secara teknis tidak boleh lepas dari hal-hal yang dijelaskan dalam definisi dan cara membuat resensi buku. Untuk melihat contoh resensi buku atau book review kunjungi situs Jakarta Book Review di
Walaupunkita tau petunjuk akan takdir itu sendiri, tetapi sampai akhir kita tetap tidak tau apa yang akan takdir bawakan untuk manusia. "Harga Sebuah Percaya" memang dipertaruhkan. Percaya akan takdir baik, dan berusaha untuk mewujudkan takdir baik itu sendiri. Jangan pernah menyerah menjemput takdir, karena ketika kita menyerah hanyalah
Hai, Sobat Zenius! Saat ini elo sedang mencari materi resensi buku dalam pelajaran Bahasa Indonesia? Pas banget, nih, karena saat ini gue mau ngasih tahu ke elo cara meresensi buku, mulai dari unsur-unsur resensi, strukturnya, kaidah kebahasaannya, sampai langkah menulisnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi buku adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku. Resensi buku juga bisa diartikan sebagai ulasan buku. Sebelum kita bahas tentang cara meresensi buku, ada baiknya elo paham dulu apa, sih, manfaat dari resensi ini. Resensi buku ini berguna banget buat membantu pembaca mengetahui kualitas dan isi buku karena di dalamnya memuat kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut. Tapi, memangnya gimana, ya, cara meresensi buku? Apakah caranya tinggal kasih komentar jelek atau bagus aja? Supaya elo lebih kenal dengan resensi buku, gue sudah coba rangkum cara meresensi buku, nih. Simak penjelasannya, ya! Ilustrasi Membaca Buku Arsip Zenius Meresensi buku nggak dilakukan sembarangan. Diperlukan riset dan tulisan yang dibuat pun harus sesuai dengan unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan sebuah resensi buku. Berikut cara meresensi buku yang perlu elo tahu. 1. Baca Buku Secara Teliti Namanya juga resensi atau ulasan buku, tentunya elo perlu memahami secara maksimal dulu isi buku yang mau elo ulas. Untuk itu, cara meresensi buku pertama adalah baca buku yang ingin diulas secara teliti. Cara meresensi buku ini bisa elo lakukan dengan mencatat poin-poin penting yang elo temukan dalam buku, misalnya seperti dialog-dialog atau narasi penulis yang memperkuat penilaian elo terhadap buku tersebut. Selain itu, cara meresensi buku ini juga bisa elo lakukan dengan melihat latar belakang buku dan penulisnya. Latar belakang penulis merupakan hal yang tak terpisahkan dari tulisannya. Seorang penulis umumnya mengangkat tulisan yang melekat dengan lingkungan sekitarnya. Contohnya seperti Andrea Hirata yang menulis novel Laskar Pelangi berdasarkan masa kecilnya di Belitung. Hal-hal seperti ini lah yang bisa elo teliti untuk lebih memahami keseluruhan isi buku. 2. Perhatikan Unsur-unsur Resensi Cara meresensi buku selanjutnya adalah perhatikan unsur-unsur resensi. Memangnya apa saja, sih, unsur-unsur resensi itu? Catat, ya! Judul berbeda dengan judul buku, judul yang dimaksud dalam unsur ini adalah judul dari tulisan resensi elo. Identitas atau Data Buku unsur resensi ini terdiri dari judul buku, nama pengarang atau penulis, tahun terbit, penerbit, harga buku, ketebalan buku atau jumlah halaman, dan Resensi unsur resensi ini bisa elo isi dengan argumen atau penilaian elo tentang buku tersebut. Penutup dan Kesimpulan unsur resensi terakhir ini berisi kesimpulan singkat elo tentang suatu karya, misalnya seperti apakah elo merekomendasikan karya tersebut dan mengapa. Unsur-unsur resensi ini bisa elo gunakan sebagai patokan elo dalam merealisasikan cara meresensi buku. Pastikan tidak ada unsur yang terlewat, ya, dalam resensi buku elo. 3. Tulis Resensi Sesuai Struktur Resensi Buku Seperti teks lainnya, resensi buku pun memiliki struktur penulisannya sendiri. Untuk itu, cara meresensi buku selanjutnya adalah tulislah resensi sesuai dengan strukturnya. Struktur resensi buku sendiri disusun berdasarkan unsur-unsur yang ada dalam resensi seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Berikut kerangka teks atau struktur resensi buku. Judul Resensi tulislah judul tulisan resensi elo. Identitas Buku pada bagian ini, elo bisa membuat paragraf yang memuat judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, tebak buku, serta ukuran dan bahan buku. Orientasi struktur ini berisikan paragraf pembuka dari resensi elo, misalnya seperti informasi singkat mengenai apa yang mau elo bahas. Sinopsis Buku setelah membuat paragraf pembuka, elo bisa langsung memasukkan sinopsis buku yang ingin elo bahas. Analisis bagian ini memuat unsur-unsur intrinsik dalam buku yang diulas. Evaluasi atau Kelebihan dan Kekurangan bagian dalam resensi yang membahas tentang kualitas buku adalah kelebihan dan kekurangan. Pada bagian ini, masukkan kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Pastikan elo memberikan kelebihannya terlebih dahulu. Setelah itu, baru, deh, kekurangannya. Berikan juga bukti untuk memperkuat analisis atau penilaian elo, ya. Kesimpulan dan Penutup kerangka terakhir dari kesimpulan dan penutup. Pada bagian ini, elo bisa menjelaskan nilai keseluruhan dari buku. Misalnya seperti apakah buku ini dapat direkomendasikan kepada pembaca atau tidak. 4. Perhatikan Kaidah Kebahasaan Resensi Kemudian, cara meresensi buku lainnya adalah perhatikan kaidah kebahasaan resensi. Kaidah kebahasaan sendiri merupakan bentuk-bentuk istilah atau bentuk kosakata yang banyak digunakan dalam sebuah teks. Cara meresensi buku ini juga bisa mempermudah elo dalam merealisasikan penilaian elo dalam kata-kata. Berikut kaidah kebahasaan resensi yang perlu elo tahu. Konjungsi Penerangan, yaitu konjungsi untuk menjelaskan sesuatu, seperti kata bahwa, yakni, dan yaitu. Konjungsi Temporal, yaitu konjungsi untuk menyatakan waktu atau urutan, seperti sejak, semenjak, kemudian, selanjutnya, atau akhirnya. Konjungsi Penyebaban, yaitu konjungsi yang digunakan untuk menyatakan sebab akibat, seperti karena dan sebab. Pernyataan Saran, yaitu penggunaan kosakata untuk merekomendasikan atau menyarankan sesuai, seperti jangan, harus, sebaiknya, atau hendaknya. Kata Serapan, yaitu kata-kata yang diserap dari bahasa daerah atau bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia, seperti kata sistem dari system, aktor dari actor, ataupun durhaka dari duraka. 5. Lakukan Analisis dan Evaluasi Teks Resensi Buku Cara meresensi buku yang terakhir adalah lakukan analisis dan evaluasi kembali terhadap teks resensi buku yang elo tulis. Cek kembali apakah penilaian elo sudah valid, objektif, dan tidak memuat hal-hal yang kurang penting. Beberapa hal yang tidak perlu dituangkan dalam menyusun resensi adalah membahas kesesuaian harga buku dengan kebutuhan masyarakat. Karena harga itu adalah sesuatu yang subjektif sehingga kurang valid untuk dijadikan patokan penilaian. Selain itu, ingat juga bahwa bagus dan jeleknya sesuatu itu pun tergantung dari persepsi seseorang dan setiap tulisan pasti berasal dari pemikiran dalam penulisnya. Oleh karena itu, walaupun elo mau memberikan penilaian negatif, tetap hargai penulisnya. Berikan kritik yang membangun dengan bahasa yang halus. Hindari penggunaan kata-kata yang berkonotasi negatif, seperti jelek atau tidak layak dibaca. Itu dia 5 cara meresensi buku yang bisa elo terapkan dalam menilai suatu karya sastra. Kalau elo masih bingung dengan contoh penulisan resensi buku, coba cek beberapa contoh resensi buku berikut, ya! Meresensi buku sendiri memiliki segudang manfaat, lho, salah satunya adalah meningkatkan kemampuan logika berpikir dan kekritisan elo yang termasuk dalam fundamental skills. Fundamental skills ini berperan besar dalam perkembangan cara berpikir elo. Selain dengan banyak latihan membaca dan menulis, elo juga bisa mengasah fundamental skills melalui fitur Zencore yang ada di Zenius. Dalam fitur ZenCore, terdapat kuis CorePractice yang bisa elo gunakan untuk meningkatkan fundamental skills yang elo miliki. Yuk, cobain, ya! Baca juga Resensi Buku – Materi Bahasa Indonesia Kelas 11 Contoh Resensi Buku Fiksi, Nonfiksi, dan Buku Pelajaran
Berikutini penjelasannya. Resensi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai, membahas, memberi kritikan, atau mengungkapkan kembali apa isi yang terdapat di dalam sebuah karya. Resensi buku dapat dikatakan sebagai memaknai, menafsirkan dan membedah substansi dari sebuah buku. Resensi buku biasa kita temui di sebuah majalah.
Contoh Resensi Buku, photo by freestocks on Unsplash Sudah pernahkah Sobat Pintar merensi buku? Atau, sudah pernahkah Sobat belajar cara membuat resensi buku – di kelas Bahasa Indonesia, misalnya? Anyway, meresensi buku itu seru dan menarik – especially for you who enjoys reading and writing. Melalui resensi buku, kita bisa menumpahkan isi pikiran setelah membaca sebuah buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Eitts, tapi menulis resensi buku non-fiksi dan fiksi itu nggak boleh ngasal loh, Sobat. Mau tahu caranya? Belajar barengan sini, yuk! Apa itu Resensi Buku? Photo by Florencia Viadana on Unsplash Kita mulai belajarnya dari pengertian resensi buku ya, Sobat. Resensi adalah tulisan yang mengulas tentang sebuah karya, entah buku, drama, hingga film. Jika karya yang diulas adalah sebuah buku, maka resensi itu adalah resensi buku. Pada dasarnya, resensi adalah penilaian kita terhadap suatu karya. Begitu bula dengan resensi buku. Ketika merensi buku, kita memberikan penilaian terhadap buku tersebut – apa kekurangannya, apa kelebihannya, hingga informasi apa yang kita peroleh dari buku tersebut dan perlu kita share dengan orang lain. Contoh Resensi Buku yang Baik dan Benar Photo by Radu Marcusu on Unsplash As it's mentioned earlier, menulis resensi buku itu nggak boleh ngasal. Struktur resensi buku, terutama resensi buku non-fiksi, mencakup unsur-unsur penting yang harus dicantumkan, yaitu 1. Judul resensi buku 2. Data/identitas buku Terdiri dari - Judul buku - Nama penulis, serta penyunting atau penerjemah bila ada - Nama penerbit buku - Tahun terbit buku, serta cetakan ke-sekian atau nomor edisi bila ada - Dimensi buku, berapa cm ketebalannya atau berapa jumlah halamannya - Harga buku 3. Pembukaan Berisi tentang siapa penulis buku, prestasi yang pernah diraihnya, ciri khasnya, keunikan buku yang diulas dibandingkan dengan buku lain yang sejenis, kesan yang dirasakan terhadap buku, membuka dialog dengan pembaca resensi. 4. Isi Bagian isi resensi mencakup - Sinopsis buku - Ulasan, kutipan-kutipan dari buku - Keunggulan - Kelemahan - Kerangka buku - Tinjauan bahasa di dalam buku 5. Penutup Berisi kesimpulan, rekomendasi buku ditujukan bagi siapa, mengapa buku tersebut direkomendasikan. Nah, setelah mengetahui struktur resensi buku di atas, apakah Sobat Pintar sudah siap meresensi buku? Sebelum menyusun resensi bukumu, kita lihat dulu beberapa contoh teks resensi di bawah ini, yuk! Buku Fiksi Identitas Buku Judul Buku Koala Kumal Penulis Raditya Dika Tebal Buku 250 halaman Penerbit Gagas Media Tahun Terbit 2015 Ringkasan Koala Kumal Raditya Dika adalah salah satu insan kreatif Indonesia yang karyanya selalu sukses diterima masyarakat. Kesuksesannya berawal dari aktivitas isengnya, yaitu nge-blogging. Tulisan di blognya lalu diadaptasi menjadi sebuah buku fiksi berjudul Kambing Jantan, yang merupakan hasil karya perdana Raditya Dika. Kelebihan Menuangkan kisah cinta yang sangat cocok untuk dibaca para remaja. Konsep temanya berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang memang selalu sama. Menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami secara universal. Tata tulisan jauh lebih baik dibanding karya tulis perdananya “Kambing Jantan”. Kekurangan Secara menyeluruh kekurangan hanya pada tebal bukunya saja yang lebih tipis dari karya tulis lainnya. Contoh resensi buku disalin dari Saintif Buku Non Fiksi Identitas Buku Judul Pantai dan Kehidupannya Pengarang Edy Karsono Penerbit PT. INDAHJAYA Adipratama Tahun terbit Cetakan I tahun 1996 Cetakan V tahun 2003 Kota terbit Bandung Jumlah halaman 64 Edy Karsono ialah pengarang dari buku berjudul Pantai dan Kehidupannya yang mengungkapkan bahwa pantai itu manfaatnya bukan hanya sebagai tempat berekreasi, banyak sekali manfaat-manfaat pantai yang sangat penting bagi manusia. Contohnya saja dalam bidang ekonomi, pantai sangat bermanfaat bagi penduduk sekitarnya untuk mencari nafkah sebagai nelayan. Selain sebagai mata pencaharian, pantai juga banyak sekali makhluk hidup yang hidup di sana yang memilki berbagai manfaat yang beragam. Misalnya burung-burung laut yang bisa diambil telur dan dagingnya. Siput, udang, lokan, tiram, dan remis untuk dimakan atau dijual ke pasar. Anjing laut yang bisa dimanfaatkan dagingnya untuk dimakan dan bulunya untuk bahan pakaian orang-orang kaya di kota-kota besar. Buku ini juga bukan hanya sekedar menjelaskan manfaat-manfaat pantai saja, melainkan buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana sejarahnya pantai, apa saja bencana yang dapat terjadi di pantai, mengapa pantai harus dijaga kelestariannya, dan juga contoh-contoh negara yang menyalahgunakan pantai sehingga menyebabkan pantai dan makhluk hidup di sekitarnya menjadi terganggu. Selain itu pula, buku ini juga menceritakan berbagai macam hewan dan tumbuhan yang hidup di pantai, mulai dari kebiasaannya, caranya hidup dan mencari makan, caranya menghindari pemangsanya, dan lain-lain hal yang dapat kalian pelajari dari buku ini. Buku ini juga menjelaskan dalam bentuk kalimat yang tidak terlalu rumit sehingga mudah dipahami oleh pembacanya. Walaupun disajikan dalam kalimat simpel yang sederhana, buku ini tidak menyajikan gambar-gambar berwarna melainkan hitam-putih saja namun relevan dengan topik yang dibicarakan dan cukup memberi gambaran informasi yang jelas. Itulah yang menyebabkan buku ini terasa sedikit membosankan, namun sangat berguna bagi kita. Kelebihan Informatif, lengkap, dan logis Menggunakan kalimat yang sederhana sehingga memudahkan yang membacanya Terdapat gambar yang relevan Kekurangan Desainnya tidak menarik Gambar yang disajikan tidak berwarna Contoh resensi buku disalin dari Dosen Pendidikan Novel Identitas Buku Judul Buku Negeri 5 Menara Penulis Ahmad Fuadi Tebal Buku 423 halaman Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit 2009 Sinopsis Novel karya Ahmad Fuadi ini sudah difilmkan. Tokoh utama di dalam novel ini adalah Alif. Ia lahir di Minangkabau. Sejak kecil, Ia mempunyai cita-cita menjadi seperti B. J. Habibie. Oleh karena itu, setelah SMP Ia berencana melanjutkan SMU di Padang. Ia berharap dapat kuliah di jurusan yang diinginkannya. Amak Alif berkeinginan Ia menjadi penerus Buya Hamka. Hal ini membuat impian Alif kandas. Orang tuanya menawari untuk sekolah agama atau pergi ke pondok pesantren. Alif sempat kesal, namun Ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Akhirnya, Ia masuk pondok. Pamannya memberi saran untuk masuk ke Pondok Pesantren modern Gontor di Jawa Timur. Awalnya Alif menjalaninya dengan setengah hati, namun akhirnya Ia tetap ingin melanjutkan di pondok posantren karena mendengar kalimat bahasa Arab “Man Jadda Wajada” yang artinya adalah barang siapa bersungguh-sungguh pasti bisa. Di pondok, Ia memiliki teman baru yang berasal dari berbagai daerah. Mereka adalah Raja, Dulmajid, Said, Atang dan Baso. Mereka habiskan waktu sehari-hari dengan hafalan Al-Qur’an, belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris siang malam. Pada tahun pertama, mereka merasa berat namun tahun-tahun berikutnya mereka jalani dengan penuh warna dan pengalaman. Suatu hari Baso keluar dari pondok, hal ini menggugah semangat Alif dan teman-temannya untuk segera lulus dan menjadi orang sukses serta mewujudkan impiannya untuk pergi ke benua Eropa dan Amerika. Akhirnya, impian merekan terwujud. Alif berada di Amerika, Atang di Afrika, Raja di Eropa, Baso di Asia, Said dan Dulmajid di Indonesia. Anda dianjurkan untuk tidak meremehkan suatu impian karena Allah Maha Mendengar. Kelebihan Ceritanya menarik dan membuat pembaca penasaran untuk mengetahui lebih lanjut kehidupan di dunia pesantren. Di dalam novel ini banyak dijumpai motivasi. Kekurangan Bagian klimaks ceritanya kurang menonjol dan penjelasan mengenai kehidupan beberapa tokoh dalam novel tersebut kurang. Contoh resensi novel fiksi di atas dapat bermanfaat bagi Anda untuk dijadikan sebagai sumber referensi. Dengan demikian, dapat memudahkan Anda dalam memahami isi dari masing-masing novel best seller yang ada di Indonesia. Contoh resensi buku disalin dari Sekolahnesia Buku Pengetahuan Identitas Buku Judul Buku Satwa Terancam Bahaya Penulis Buku Jen Green Penerbit Buku Pakar Raya Cetakan Tahun 2006 Tebal 32 Halaman Ringkasan Satwa Terancam Bahaya Banyak diantara kita yang sangat menyukai hewan liar. Akan tetapi, sekarang banyak hewan liar yang terancam punah. Bahkan beberapa diantaranya mungkin sudah punah. Di dalam buku karangan Jen Green ini banyak sekali pengetahuan yang akan mengajak kita untuk lebih mengenal dan mengetahui penyebab satwa menjadi langka dan bagaimana cara menyelamatkannya dari kepunahan. Hewan dan tumbuhan punah merupakan hewan dan tumbuhan yang telah mati secara keseluruhan. Hewan yang sangat langka adalah hewan yang terancam kepunahan atau populasinya akan musnah. Pada zaman dahulu, sudah banyak spesies yang telah punah. Hal ini dikarenakan hewan tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pada zaman sekarang ini sedang terjadi pemanasan global yang merupakan perubahan suhu bumi dengan cepat. Banyak sekali penyebab hewan menjadi langka bahkan punah. Pencemaran, penebangan liar, perburuan secara besar-besaran, penangkapan ikan yang berlebihan, hujan asam, itu semua dapat menyebabkan satwa menjadi langka. Untungnya masih ada kelompok atau komunitas pecinta alam yang bersedia menyelamatkan satwa langka. Seharusnya tidak hanya pecinta alam saja yang membantu menjaga melestarikan satwa langka. Akan tetapi masyarakat juga harus bertindak, salah satunya dengan mematuhi UU yang berlaku tentang perlindungan satwa langka. Kelebihan Jika dari tata bahasa, buku ini mampu membantu siswa dengan kemampuan baca yang berbeda dan dapat menikmati buku yang sama. Baik itu secara materi di kelas maupun bacaan kelompok sendiri. Kekurangan Masih terdapat beberapa istilah asing yang tidak ada penjelasannya. Sehingga masih menimbulkan tanda tanya untuk para pembacanya. Contoh resensi buku disalin dari Saintif Sumber
KumpulanBerita terbaru dan terhangat tentang resensi-buku hanya di Dalam dunia tulis-menulis seperti di koran, Wattpad, Instagram, dan lainnya, ia biasa memakai nama Israkhansa. Buku ini merupakan ikhtiar penulis yang notabene lulusan pesantren agar para santri betah di pondoknya. Buku ini merupakan buah riset sederhana
Padaumumnya resensi dapat kita temukan di dalam surat kabar. Namun, tidak menggunakan nama resensi, melainkan ulasan. Pada bacaan yang lain, ada pula yang menyatakan resensi buku dengan sebutan tinjauan buku, timbangan buku, bedah buku maupun pembicaraan dari buku. Orang yang membuat suatu resensi disebut dengan resensator. B. Struktur Resensi 1.
ResensiBuku Kumpulan resensi buku berbahasa Indonesia, baik yang sudah maupun belum dimuat di media massa cetak. Beragam resensi buku ada di sini, sastra, kebudayaan, politik, filsafat, sosiologi dan sebagainya. Semua resensi ditulis oleh pemilik blog ini. Kamis, 24 Desember 2015 Diposting oleh Nigar Pandrianto di 07.31 Selasa, 09 Juni 2015
UWSUL. 300 378 372 317 118 443 62 409 8
resensi buku biasa kita temui di