Namunsebaiknya, bila suami takut istri, maka ini akan membuat wanita superior, maka tidak masalah. Demikian juga dengan klub-klub yang lain. Husein Muhammad, Komisioner Komnas Perempuan 2007-2010 dan 2010-2014 yang juga penulis buku Islam Agama Ramah Perempuan mengatakan, gagasan Dr. Gina semakin mengokohkan stereotip perempuan sebagai
JAKARTA — Meski suami adalah kepala rumah tangga, kenyataannya, kerap takluk’ di hadapan istri. Apa yang menjadi keinginan istri biasanya akan segera dipenuhi sang suami. Suami yang demikian kerap disebut suami takut’ istri. Berikut ini adalah tiga dalil’ yang kerap dijadikan pembenaran suami takut’ istri. Pertama adalah kisah Nabi Ayub Alaihissalam. Dia dikenal sebagai rasul ulul azmi atau utusan Allah yang luar biasa hebat kesabarannya. Dia diberi cobaan oleh Allah berupa penyakit yang mengakibatkan tubuhnya membusuk. Tapi sang istri tetap membersamainya. Nah, suatu ketika, si istri itu diam-diam memotong rambut indah Nabi Ayub yang sedang tidur. Ketika bangun dari tidur, dia baru mengetahui sang istrilah yang memotong rambutnya. Tapi dia tidak memarahi sang istri, meski merasa dongkol di dalam hati. Kedua, kisah Sayidina Umar bin Khattab. Suatu ketika ada seseorang hendak bersilaturahim menemui Umar. Ketika sampai di dekat rumah sang ayah singa’ dia mendengar istri sang khalifah memarahi Umar begitu hebat. Kemudian orang tadi mengurungkan niatnya menemui sang amirul mukminin. Baca juga Hadits Nabi tentang Azab Allah buat Suami Penipu Istri Umar mengetahui ada yang hendak menemuinya. Dia keluar rumah dan memanggil orang tadi. Lalu Umar menanyakan, ada perlu apa. Lalu orang tadi menceritakan, tadinya dia ingin curhat soal istrinya yang galak dan kerap mengeluarkan kata-kata kasar yang merendahkan dirinya. Tapi begitu mengetahui istri Umar juga demikian, dia enggan menceritakan hal tersebut. Lalu Umar menceritakan, bahwa istrinyalah yang banyak berbuat untuk menjaga keberlangsungan rumah tangga, merawat anak, menyusui mereka, menyiapkan makanan, dan memberikan kebahagiaan kepadanya. Karena itu, menurut Umar, tidak apa-apa bila istri marah-marah kepada dirinya. Ketiga adalah penjelasan Imam Nawawi dalam Kitab Uqudullujain. Dia mengimbau, hendaknya suami menundukkan dan menyenangkan hati istri dengan menuruti kehendaknya berupa kebaikan. Dalam kitab tersebut, Imam Nawawi banyak memberikan ibrah dan penjelasan yang bermanfaat untuk mempertahankan rumah tangga. Di antara yang mendasar adalah, rumah tangga akan tetap kokoh bila dibangun dengan ketakwaan dan cinta kepada Allah SWT. Baca juga Aktor Ferry Irawan Diperiksa Polda Jatim Sebagai Tersangka KDRT BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sedangkansuami tidak memiliki kewajiban sedikit pun untuk menaati istri. Walau pun sudah menikah, seorang lelaki tetap harus taat pada orang tuanya, terutama pada ibu. Maka, sebagai istri, ia harus mengerti pembagian posisi seperti ini. Karena, apa yang telah diatur dalam Islam, insya Allah akan memberi kemaslahatan dan keberkahan dalam hidup.
KAIRO— Kekerasan kerap terjadi dalam rumah tangga, baik secara verbal hingga serangan fisik. Kejadian yang lebih banyak dirasakan wanita ini tentunya akan menyakiti istri. Lantas bagaimana Islam memandang kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan suami kepada istri? Apakah dibolehkan? Dilansir dari Elbalad, anggota Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Mahmoud Syalabi mengatakan bahwa tidak boleh bagi seorang pria untuk menghina atau memukul istrinya. Karena Rasulullah SAW sendiri yang melarangnya. Menurutnya, para pria yang melakukan tindakan ini, mereka seakan merasa sebagai yang paling berkuasa dan bisa melakukan apa saja kepada istrinya. Perilaku ini tentunya bertentangan dengan Islam dan tidak ada ajaran Islam yang memerintahkan untuk berlaku semena-mena kepada istri. Rasulullah SAW bersabda خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي Artinya “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik dari kamu untuk keluarganya, dan aku yang terbaik dari Anda untuk keluarga saya.” Nabi SAW dalam banyak hadits memerintahkan untuk berlaku lemah lembut kepada pasangan, berlaku adil hingga saling berkasih sayang. Hal ini karena Rasulullah SAW menyebut rahmat Allah SWT akan diberikan kepada orang-orang yang menebar kasih sayang. Bagaimana menghadapi suami yang suka menghina? Para ulama mengajarkan, sebelum suami meminta istri untuk menghormatinya, maka haruslah memperlakukan istrinya dengan muamalah yang baik. Perlu diingat bahwa seorang istri tergantung juga dengan kualitas suaminya. Adapun jika memang seorang suami meninggikan suaranya di depan istrinya, akan lebih baik bagi istri untuk tidak meninggikan suaranya juga. Karena keunggulan perempuan adalah dari ketenangannya. Anggota Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Ali Fakhr, mengatakan memukul istri dengan tangan atau bahkan dengan benda berat tidak diperbolehkan. Jika memang ingin menghukum, alat itu tidak boleh lebih besar dari lidi atau pensil. Dia menambahkan bahwa pemukulan dalam Islam dimaksudkan sebagai peringatan keras, jika memang peringatan ini telah berulang kali dibicarakan. "Pemukulan suami terhadap istrinya ditolak dari sudut pandang Syariah, karena itu adalah masalah yang mempengaruhi martabatnya dan wajib baginya untuk merawatnya agar kehidupan di antara mereka menjadi lurus," jelasnya. Sumber elbalad BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
gk1v. 483 497 96 385 280 38 112 453 149